Kunker di Sulsel, Mentan Tinjau Pasar Murah dan Seminar di Unhas Makassar

By Admin


nusakini.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman pagi ini, Sabtu (3/9/2016), meninjau pasar murah di halaman Mesjid Al-Markas, Makassar untuk mendorong stabilisasi harga pangan di ibukota Provinsi Sulawesi Selatan.

Mentan Amran dalam berbagai kesempatan kerap mengingatkan bahwa harga komoditas pangan yang berfluktuasi dapat merugikan petani sebagai produsen, pengolah pangan, pedagang hingga konsumen. 

"Fluktuasi pasokan dan harga pangan yang tidak menentu, harus dapat diatasi dan dikendalikan agar ketersediaan pangan mencukupi dan harganya stabil. Hal ini sangat penting, karena jika dibiarkan dikhawatirkan dapat menimbulkan masalah pangan yang dapat mengganggu sendi-sendi pembangunan lainnya seperti ekonomi, sosial, hukum, keamanan dan bahkan ketahanan negara," kata Mentan belum lama ini. 

Dia menambahkan, kenaikan harga bahan pangan digolongkan sebagai komponen inflasi bergejolak atau volatile foods, karena sifatnya yang mudah dipengaruhi oleh masa panen, gangguan alam, harga komoditas bahan pangan domestik dan internasional. Dari sisi ekonomi, naiknya harga pangan jelas akan berpengaruh terhadap pengendalian inflasi. 

Menurut Mentan Amran Sulaiman, peningkatan harga komoditas pangan memang dapat berasal dari produsen, namum sumber peningkatan harga tersebut biasanya lebih bersifat fundamental karena didorong oleh faktor distribusi bersifat variabel, seperti panjangnya rantai jalur distribusi, hambatan transportasi dan perilaku pedagang dalam menetapkan marjin keuntungan, aksi spekulasi maupun kompetisi antarpedagang. 

"Tingginya volatilitas harga komoditas pangan yang terjadi selama ini mengindikasikan bahwa faktor distribusi sangat berpengaruh," kata Mentan. 

Dalam kunjungan kerja di Sulawesi Selatan, Mentan Amran Sulaiman dijadwalkan hadir sebagai keynote speech pada kegiatan diskusi Ikatan Alumni Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar, dilanjutkan perumusan pokok pikiran dari para alumni terhadap pengembangan populasi dasar, pengembangan sumber daya manusia (SDM), dan kebijakan sektor peternakan. 

Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo merumuskan Nawa Cita sebagai isu sentral pembangunan nasional menuju peningkatan produktivitas, daya saing, dan kemandirian bangsa. Swasembada pangan berkelanjutan merupakan salah satu program yang harus segera direalisasi, termasuk swasembada daging sapi. 

Daging sapi merupakan salah satu pangan jenis pangan strategis yang harus dipacu produksinya, karena sampai saat ini masih defisit. Apabila dihitung, jumlah konsumsi daging nasional setahun diperkirakan 650.000 ribu ton, sementara kemampuan produksi dalam negeri diprediksi 400.000 ton sehingga sisanya harus dipenuhi melalui impor sapi bakalan dan daging sapi.  

Peningkatan produktivitas sapi potong merupakan upaya penting lain yang terkait langsung dengan swasembada daging sapi. Permasalahan sentral peternakan sapi potong di Indonesia adalah populasi sapi belum memadai, begitu pula dengan skala usaha peternakan sapi rakyat untuk memenuhi kebutuhan konsumen. 

Kegiatan terakhir Mentan di Makassar hari ini adalah mengikuti seminar ekonomi yang diselenggarakan oleh Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Makassar di Baruga Ahmad Amirullah, Unhas Makassar. 

Seminar mengusung tema 'Membangun Sinergi Antarlembaga dalam Mewujudkan Kedaulatan Pangan Nasional untuk Mencapai Kesejahteraan Rakyat Indonesia'. 

Hadir dalam kegiatan ini yakni, Ketua MD KAHMI Makassar, Andi Pangeran Moenta; Wakil Wali Kota Makassar, Syamsul Rijal; Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Syarkawi Rauf; dan Wakil Ketua Komisi IV DPR, Viva Yoga Mauladi.(p/mk)